Senin, 17 Desember 2007

INFORMASI SEPUTAR HIV/AIDS


Apakah AIDS dan HIV?

AIDS adalah suatu kumpulan gejala penyakit yang didapat akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan virus HIV. HIV ini menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh kita, akibatnya kita mudah terserang berbagai penyakit.


Bagaimana Cara Penularan HIV?

Virus HIV bisa menular melalui tiga cara penularan utama:

1. Hubungan seksual yang tidak aman

2. Melalui darah, misalnya tranfusi, jarum suntik yang terkontaminasi darah yang mengandung virus HIV

3. Melalui ibu hamil yang mengindap HIV kepada bayinya

HIV/AIDS tidak menular melalui :

* Bekerja bersama orang yang terinfeksi HIV

* Digigit nyamuk atau serangga lain

* Berpegangan tangan atau saling berpelukan

* Berbagi makanan atau menggunakan peralatan makan bersama

* Menggunakan toilet bersama

* Terpapar batuk atau bersin

* Berhubungan seks menggunakan kondom

Bila tubuh kita terinfeksi, maka tubuh akan menghasilkan antibodi HIV. Tubuh kita membutuhkan waktu tiga sampai enam bulan sesudah infeksi HIV untuk menghasilkan antibodi HIV. Jadi ada kemungkinan, tes HIV menunjukkan hasil negatif, sekalipun virus HIV sudah ada dalam tubuh kita. Para ahli menyebutnya sebagai periode jendela (window period).

Tes HIV (bukan “tes AIDS”) adalah untuk mengetahui adanya antibodi HIV dalam tubuh yang umumnya dengan pemeriksaan darah. Bila ada antibodi HIV dalam tubuh kita, berarti kita terinfeksi oleh HIV.


Siapa yang sudah terinfeksi HIV?

* Tidak bisa dikatakan dengan pasti

* Orang dengan HIV positif terlihat sehat dan merasa sehat

* Orang dengan HIV positif tidak tahu bahwa dirinya sudah terinfeksi

* Tes HIV adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan kepastian

Orang yang terinfeksi HIV melalui beberapa tahap. Mula-mula mungkin terasa demam atau gejala seperti masuk angin. Kemudian masuk ke tahap inkubasi, orang tersebut tetap mengindap virus HIV dan dapat menulari orang lain walau tidak menampakkan gejala dalam beberapa bulan, bahkan beberapa tahun. Setelah sekian lama virus HIV mulai merusak kian banyak sel dalam tubuh orang tersebut, maka mulai menunjukkan gejala kegagalan sistem kekebalannya.

Mungkin tanda-tanda dan gejala tidak muncul dalam beberapa bulan, bahkan beberapa tahun setelah orang terinfeksi. Tanda-tanda dan gejala itu meliputi pembengkakan kelenjar leher atau ketiak, sering demam atau berkeringat malam, batuk mencret yang berkelanjutan, rasa lelah yang tidak diketahui penyebabnya. Lapisan putih pada lidah dan kehilangan berat badan secara tiba-tiba dan drastis. Tanda atau gejala itulah yang dapat disebut masuk ke tahap AIDS.


Bagaimana Mencegah Penularan HIV?

* Anda jauhi seks, berarti anda tidak melakukan seks sama sekali

* Bersikap saling setia dengan pasangan

* Cegah dengan selalu menggunakan kondom secara benar

* Dihindari, pemakaian narkoba suntik

Hubungan HIV/AIDS, Hepatitis dengan Masalah Narkoba

Pertumbuhan kasus HIV/AIDS pada pecandu narkoba, khususnya pengguna jarum suntik (Injecting Drug User), semakin cepat. 6 - 9 dari 10 orang pecandu narkoba suntikan memiliki kemungkinan tertular HIV/AIDS. Penyebabnya adalah kebiasaan menggunakan peralatan suntik tidak steril secara bergantian untuk narkoba. Cara ini memudahkan perpindahkan darah dari satu orang ke orang lain. Jika seseorang terinfeksi HIV/AIDS dan atau Hepatitis B dan C, orang tersebut dapat menularkannya kepada siapapun yang memakai peralatan bersamanya. Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh virus, infeksi, bahan kimia dan penyakit lain.


Cara Penularan HIV/AIDS:

A. Prilaku Menyuntik

Penyebabnya pada pecandu narkoba suntikan adalah kebiasaan menggunakan peralatan suntik (jarum sutik, tabung, tempat mencampur, air, filter, sendok, kapas, permukaan meja atau alas lainnya) bersama-sama. Ketika seseorang menggunakan peralatan suntik, hampir selalu ada sisa darah tertinggal pada peralatan tersebut, meskipun dalam jumlah yang sangat kecil.

B. Prilaku Seksual

Bila seorang pecandu narkoba suntikan yang terinfeksi HIV melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan pasangan seksualnya (baik sesama pecandu ataupun bukan), maka pasangan seksualnya dapat tertular HIV.

Orang Dengan HIV/AIDS (Odha) tidak ada bedanya dengan kita. Mereka juga memiliki hak, keuntungan dan kesempatan yang sama dengan orang lain yang menderita penyakit serius lainnya.

Hingga saat ini, sikap dan pandangan masyarakat terhadap Odha dan HIV/AIDS masih sangat buruk, sehingga melahirkan permasalahan serta tundakan yang melukai fisik maupun mental bagi Odha, bahkan keluarga dan orang-orang terdekatnya.


Yang perlu diketahui oleh Odha.

Mencari Dukungan

Beberapa bentuk dukungan dari berbagai pihak yang mungkin dapat digunakan dalam perawatan:

- Lembaga Peduli AIDS

- Dokter

- Layanan Kunjungan Perawat

- Dukungan Perawatan yang Ramah dan Meringankan

- Rumah Sakit (tempat dirawat)

- Petugas Sosial (Relawan, Buddies atau Manajer Kasus)

Atau :

Odha dapat membentuk kelompok yang dijalankan oleh dan untuk Odha. Umumnya disebut dengan kelompok dukungan, yaitu suatu kelompok yang dapat memberikan kesempatan kepada seseorang untuk berbicara secara bebas, didengar dan dibesarkan hatinya di kalangan orang yang senasib. Suatu kelompok dukungan harus mendorong anggotanya untuk merenungkan dan belajar dari pengalaman masing-masing. Terkadang dapat melawan sikap seorang anggota, tetapi tetap dalam lingkungan yang aman dan mendukung.


Akses Obat

Terapi ANti Retroviral (ARV) adalah terapi untuk menekan penggandaan virus HIV dengan obat-obatan dan mengharapkan kekebalan tubuh pulih kembali. Obat yang disebut dengan Obat Anti Retraviral ini tidak membunuh virus melainkan hanya memperlambat pertumbuhan virus HIV. Sebagian besar dokter beranggapan bahwa ODHA mulai mengkonsumsi Anti Retroviral dengan mempertimbangkan 4 hal, yaitu:

* Bila viral load (jumlah virus HIV dalam darah) diatas 55.000

* Kadar CD4 (sel tubuh yang berfungsi untuk kekebalan) dibawah 200

* Gejala infeksi oportunistik yang muncul, seperti Kandidiasis (jamur mulut). Tuberkulosis, dan lain-lain

* Kesiapan ODHA yang bersangkutan untuk menggunakan terapi ARV

Sebetulnya Obat Antiretroviral dalam bentuk tablet atau kapsul, ada beberapa yang berbentuk tablet hisap. Ikutilah aturan minum yang telah ditentukan oleh dokter.


Jika aturan minum obat adalah:

* 2x sehari, berarti minumlah obat dengan jarak waktu 12 jam pada waktu yang sama setiap hari

* 3x sehari, berarti minumlah obat dengan jarak waktu 8 jam pada waktu yang sama setiap hari

* Dan seterusnya.

Obat Antiretroviral yang disediakan oleh pemerintah yaitu Duviral (Zidovudine + Lamivudine) dan Neviral (Nevirapine) dapat diperoleh tanpa dipungut biaya, dengan syarat pasien di bawah pengawasan dokter yang mengerti tentang penggunaan Obat ARV dan pasien bersedia untuk meminum obat secara teratur terus-menerus.

Setiap obat mungkin mempunyai efek samping. Efek samping yang sering terjadi adalah alergi pada penggunaan Nevirapine. Efek samping lain yang mungkin terjadi adalah anemia pada penggunaan Zidovudine, mual pada pengguaan Lamivudine, pankreatitis pada penggunaan Stavudine, mual dan diare pada penggunaan Nelfinavir.




Lihat Juga :

Irisinfo

Hilmi-Indra